Tema CollabBlogging pekan ketiga ini bagi saya cukup sulit yakni tentang perlu menjejali anak SD dengan les tambahan? Mengingat saya belum punya pengalaman yang mumpuni terkait hal itu. Saya belum pernah berada di posisi sebagai orang tua yang punya anak usia SD. Saya juga bukan pakar tumbuh kembang anak yang punya kapasitas untuk berbicara tentang boleh atau tidak bolehnya menjejali anak usia SD dengan les tambahan.
Les Tambahan untuk Anak SD

Namun, berhubung blog post trigger CollabBlogging group Yohana Susana yang ditulis Mbak Hanny Nursanti pekan ketiga membahas topik ini, jadi mau tidak mau saya harus menulis postingan tanggapan. Tentunya tanggapan ini adalah dari sudut pandang saya yang masih fakir ilmu. Semoga tanggapan dalam postingan ini tidak terkesan sok tau hehe....
Btw, setiap orang tua pasti punya alasan tersendiri ketika memutuskan untuk memberikan les tambahan pada anak-anaknya. Mungkin karena melihat ada anak tertinggal dalam memahami mata pelajaran tertentu, sehingga diperlukan les tambahan untuk mengejar ketertinggalan itu. Mungkin juga karena melihat ada bakat anak yang perlu support les tambahan. Atau mungkin juga karena keinginan dari si buah hati sendiri.
Menjejali anak SD dengan les tambahan menurut hemat saya sih boleh saja. Namun, sebelum memutuskan untuk menjejali anak dengan les tambahan ada baiknya kita mempertimbangkan berbagai hal. Diantaranya yaitu:
Bakat dan Minat Anak
Les tambahan yang diberikan pada anak hendaknya menunjang bakat dan minat anak. Jangan sampai kita memaksakan anak untuk mengikuti les tambahan yang tidak seiring dengan bakat dan minat mereka. Sebab, ketika kita memaksakan anak mengikuti les yang tidak diminatinya dikhawatirkan hal tersebut justru akan menjadi beban bagi mereka. Hasil yang diharapkan dari les tambahan tersebut pun tidak sesuai dengan yang diharapkan.


Waktu Istirahat dan Bermain Bagi Anak

Yap, menjejali anak dengan les tambahan dikhawatirkan merenggut waktu bermain dan istirahat anak. Nah, ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi orang tua sebelum menjejali anak dengan berbagai les tambahan. Sudah kah kita memberikan ruang waktu bagi anak untuk bermain dan istirahat? Ingat anak bukan orang dewasa yang kuat dipressur dengan berbagai agenda. Anak juga bukan robot yang siap beroperasi sepanjang waktu. Anak adalah anak yang membutuhkan ruang dan waktu untuk bermain. Dunia mereka adalah dunia bermain. Bermain mereka adalah belajar, belajar mereka lebih mengasyikkan sambil bermain. Tidak hanya itu, anak-anak juga sebaiknya diberi waktu istirahat yang cukup.

Kemampuan Akademik Anak di Sekolah
Nah kemampuan akademik anak di sekolah juga perlu dipertimbangkan. Coba perhatikan perkembangan akademik anak di sekolah. Di mata pelajaran apa anak-anak bermasalah? Mengapa mereka bermasalah di matapelajaran tersebut? Jika memang diperlukan kita bisa memberikan les tambahan untuk anak khusus untuk mata pelajaran tersebut.

Pendapat dari Guru Anak di Sekolah
Sempatkan waktu untuk berkonsultasi dengan guru anak-anak di sekolah. Sebagaimana dimaklumi, guru adalah pihak yang selalu memantau perkembangan anak-anak kita. Ada baiknya kita meminta pendapat mereka tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Termasuk dalam hal memutuskan untuk memberikan les tambahan bagi anak atau tidak.

Dengan kata lain sebelum menjejali anak dengan les tambahan, pastikan bahwa kita sudah mengenal kebutuhan anak dengan baik. Pastikan bahwa keputusan kita memberikan les tambahan adalah keputusan yang tepat. Tidak hanya sekedar gengsi atau mengikuti tren yang sedang berkembang. Akan tetapi benar-benar mampu melejitkan bakat, minat dan kemampuan akademik anak. Selain itu, les tambahan jangan sampai menjadi beban bagi anak. Melainkan menjadi kegiatan yang disenangi dan diikuti oleh anak dengan penuh semangat.


Note:
Tulisan ini merupakan tanggapan dari tulisan Mbak Hanny Nursanti di web KEB berjudul Anak SD Dijejali Banyak Les? dalam program Collaborative Blogging KEB Grup Yohana Susana


13 Comments

  1. Hi mak netty, les tambahan itu sesuai kebutuhan masing masing anak dan orang tua, cuma memang kebetulan anakku belum kita berikan, soalnya sekolah, ngaji aja sudah bikin dia lelah maklum sd negri masih banyak pr dr sekolah. Les balet juga sabtu hanya 1,5 jam jd masih bisa jalan dan main. Saya setuju tuh kalau harus komunikasi sm guru, biar kita tahu perkembangan anak di luar ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap mak, kita harus tau betul dengan kebutuhan anak. Trimksh dah mampir ya mak. Salam hangat :)

      Delete
  2. Setuju Mak..mengikutsertakan anak untuk les, perlu memperhatikan banyak hal. Jangan sampai anak tidak memiliki waktu bermain atau mengikuti les yang tidak disukai oleh mereka.

    ReplyDelete

  3. Yess...
    banyak loh orang tua yang kadang belum menemukan cara belajar anak. padahal setiap anak berbeda cara menyerapan ilmunya...
    saya sangat setuju pada point akhir, pendapat guru sangat penting,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, pendapat guru penting banget. Krn mereka banyak memantau perkembangan akademik anak-anak kita.

      Delete
  4. Kasihan memang klau anak SD itu hrs les tambahan lg shingga waktu mainnya brkurang, kdang kurikukilum sekarang pun gk ramah oral jd jatuhnya kasihan k anak2

    ReplyDelete
  5. Saya bukan tipe ibu yg hny mementingkan akademis anaknya saja, Sy justru lebih khawatir dg perkembangan akhlak dan sikap anak2 Saya. Sy baru akan memberi les jika anak2 Saya sendiri yg minta. Jd memang mrk ingin les. Bkn dr keinginan Saya.

    ReplyDelete
  6. Sepakat mba. Dunia anak adalah dunia bermain. Ketika anak sedang bermain artinya ia sedang belajar. Inu yang saya terapkan pada anak saya yg kini berusia 4 tahun

    ReplyDelete
  7. Pertimbangan orng tua dengan melihat bakat dan minat anak serta kesanggupan anak perlu dilakukan sebelumnya. Seperti saat kedua anak saya coba ke les piano tiap Sabtu. Si kakak suka dan sampai sekarang mau, si Adik pilih mundur setelah bulan pertama. Ya sudah, karena passion mereka berbeda. Kita orang tua tinggal memfasilitasi saja.

    ReplyDelete
  8. Semua hal yang akan dilakukan ke anak memang semestinya memperhatikan banyak hal.Bukan hanya karena ambisi orang tua

    ReplyDelete
  9. Semua hal yang akan dilakukan ke anak memang semestinya memperhatikan banyak hal.Bukan hanya karena ambisi orang tua

    ReplyDelete
  10. Saya dari kedil jarang sekali les. Begitu juga anak saya. Kasihan rasanya waktunya habis utk sekolah dan les. Anak saya baru 1 kali ikut privat, itupun karena menjelang UN kemarin dan dia memang bilang butuh tambahan utk matpel Math. Sekarang di SMP gak ikut les kecuali ekskul English aja. Hehehe... beda anak, beda ortu, beda kebijakan pastinya. Yg penting semua tidak dipaksakan

    ReplyDelete

Tinggalkan Komen Ya!